Kriya Logam Tumang merupakan salah satu warisan budaya sekaligus sumber penghidupan utama masyarakat Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, Boyolali. Kerajinan ini sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu dan diwariskan secara turun-temurun, sehingga hingga kini Desa Tumang mendapat julukan sebagai sentra kerajinan logam terbesar di Jawa Tengah. Bahan utama yang digunakan adalah logam kuningan, tembaga, dan perunggu, yang kemudian diolah menjadi berbagai macam produk bernilai seni dan fungsi.
Hasil karyanya sangat beragam, mulai dari perlengkapan rumah tangga seperti panci, dandang, teko, hingga lampu gantung, vas bunga, ornamen dinding, dan hiasan meja. Tidak hanya itu, para pengrajin juga membuat instrumen gamelan Jawa, patung, kaligrafi logam, hingga karya monumental berukuran besar yang sering dipesan untuk masjid, hotel, atau gedung pemerintahan. Proses pembuatannya masih banyak menggunakan teknik tradisional seperti melebur, menempa, mengukir, dan memoles secara manual, sehingga setiap produk memiliki sentuhan khas dan detail yang rumit.
Keindahan kriya logam Tumang bukan hanya terletak pada kilau logamnya, tetapi juga pada nilai seni dan filosofi yang terkandung dalam setiap ukiran. Kerajinan ini telah menjadi identitas budaya masyarakat Cepogo, sekaligus mendorong perekonomian lokal karena produknya banyak dipasarkan ke berbagai kota besar di Indonesia bahkan diekspor hingga mancanegara. Dengan demikian, kriya logam Tumang bukan hanya karya kerajinan semata, tetapi juga simbol ketekunan, kreativitas, dan kebanggaan masyarakat Boyolali.
