Kenduri di Desa Cepogo merupakan salah satu tradisi turun-temurun yang sampai sekarang masih dijaga dengan baik oleh masyarakat. Acara ini biasanya dilaksanakan ketika ada peristiwa penting dalam kehidupan seseorang maupun dalam siklus kehidupan desa, misalnya saat kelahiran, khitanan, pernikahan, pindah rumah, panen raya, hingga mendoakan arwah orang yang sudah meninggal. Dalam pelaksanaannya, warga akan berkumpul di rumah penyelenggara dengan penuh rasa kekeluargaan. Acara dipimpin oleh sesepuh atau tokoh agama setempat yang membacakan doa-doa serta harapan agar semua diberi keselamatan, kesehatan, dan keberkahan.
Setelah doa bersama, para tamu biasanya menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan, seperti nasi tumpeng, ingkung ayam, sayur urap, dan aneka jajan pasar. Makanan ini tidak sekadar santapan, melainkan juga memiliki makna simbolis, misalnya nasi tumpeng yang dianggap sebagai lambang syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi kenduri atau selametan ini tidak hanya memperkuat hubungan antarwarga, tetapi juga mencerminkan nilai gotong royong, karena sering kali persiapan acara dilakukan bersama-sama oleh tetangga dan kerabat. Dengan demikian, kenduri menjadi sarana menjaga keharmonisan, mempererat silaturahmi, dan melestarikan budaya asli masyarakat Cepogo.
